Minggu, 29 Desember 2013

Badai Filipina dan Dampak Ekonominya

Menteri Keuangan Filipina Cesar Purisma mengatakan kepada BBC bahwa kehancuran yang disebabkan oleh Topan Haiyan dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi hingga 1% tahun depan.

Daerah yang mengalami kerusakan terparah, lanjutnya, berkontribusi 12,5% terhadap keseluruhan perekonomian Filipina dan perlambatan yang cukup tajam di daerah itu akan melambatkan laju ekonomi secara keseluruhan tahun depan.

Awal tahun ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan laju ekonomi Filipina akan naik 6% pada 2014.

Purisma juga mengatakan akan butuh "bertahun-tahun" untuk kembali membangun infrastruktur yang rusak akibat bencana ini.

"Sejumlah infrastruktur yang dibangun dalam keadaan normal membutuhkan waktu yang lama, misalnya jalur transmisi - Anda tidak membangun jalur transmisi dalam semalam," katanya.

Menteri keuangan mengatakan bahwa Filipina adalah salah satu dari tiga negara yang paling rentan terhadap bencana alam.

Ketika ditanya tentang apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk melindungi penduduknya Purisma mengatakan: "Kami berinvestasi semakin banyak di sektor infrastruktur - porsinya akan menjadi 20% dari total anggaran tahun depan."

Jumlah korban tewas akibat topan mencapai lebih dari 2.300, tapi diperkirakan akan meningkat jauh lebih tinggi.

Topan Haiyan merupakan salah satu badai paling kuat yang pernah tercatat di darat. Topan ini menghantam daerah pesisir di provinsi Leyte dan Samar pada hari Jumat lalu dan menyapu enam pulau Filipina tengah.

Sementara itu, pada kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi Filipina tampak cukup solid dengan kenaikan sebesar 7,5% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh sektor jasa, kenaikan konsumsi dan belanja negara.

 Lima hari setelah Badai Haiyan menyapu sejumlah kota di Filipina para analis mulai menaksir dampak ekonomi dari bencana tersebut. Malapetaka yang datang secara mendadak itu berpotensi menggilas pertumbuhan ekonomi yang tengah subur. Secara keseluruhan, mampukah Filipina mempertahankan laju perekonomiannya?

Seperti dilansir dari The Week, Rabu (13/11/2013), di bawah kepemimpinan Presiden Benigno Aquino III, laju pertumbuhan ekonomi Filipina meningkat pesat. Bahkan Filipina disebut-sebut sebagai `Rising Economic Star` di Asia. Perkembangan itu dimotori industri yang beragam termasuk pabrik elektronik, agrikultur, dan pusat-pusat tenaga kerja.

Sayangnya, hantaman badai Haiyan tak diragukan lagi akan langsung memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Filipina. Sejauh ini kerugian yang diderita negara tersebut dapat mencapai US$ 12 miliar hingga Us$ 15 miliar atau sekitar 5% dari produk domestik bruto (PDB).

Sementara itu, Menteri Keuangan Filipina Cesar Purisima mengatakan, kerusakan ekonomi paling parah menimpa wilayah agrikultural yang akan mengurangi 1% pertumbuhan PDB negara pada 2014. Sementara Bank Dunia memprediksi bencana itu akan menurunkan pertumbuhan Filipina hingga 0,8% dari PDB.

"Angka-angka itu tidak penting, saya lebih terenyuh dengan gambaran Filipina saat ini, bukan dengan angka-angkanya," ungkap Purisima.

Sementara itu CEO Capital Economics Daniel Martin mengatakan, bukan hanya PDB Filipina yang berkurang, badai Haiyan juga menyentuh aspek ekonomi lain.

"PDB tidak menutupi seluruh kerusakan aset, tapi juga pengeluaran untuk mengganti kerugian tersebut," ujarnya.

Para analis memprediksi kerusakan ekonomi Filipina akan jauh lebih buruk dari sekarang. Untungnya, Manila yang menyumbang sepertiga PDB negara relatif terhindar dari bencana tersebut.

Filipina juga memiliki utang nasional yang sederhana dengan obligasi yang cukup. Kedua modal tersebut dapat menjadi aset pemerintah untuk mendanai rekonstruksi di sejumlah wilayah.

Optimisme lain untuk membangun kembali Filipina muncul dari kuatnya devisa. Banyak warga negara Filipina yang tinggal di luar negeri mengirim uang pada kerabatnya. Bank Dunia memprediksi 10% pemasukan Filipina berasal dari remitansi yang menyebabkan surplus perdagangan.

Para analis memprediksi adanya lonjakan jumlah remitansi dalam beberapa bulan mendatang. Semua faktor tersebut mungkin sudah cukup untuk menjaga jalur pertumbuhan ekonomi Filipina.

"Bicara soal dampak ekonomi paska bencana di Filipina, meskipun tampak seperti malapetaka besar, tapi secara mendasar hal itu tidak mengubah gambaran kuatnya makro yang membuat ekonomi negara itu mampu unggul seperti sekarang," ungkap seorang ekonom dari Nomura.

Namun ekonom lain mengatakan, kecilnya asuransi yang diterima negara tersebut sekitar 10%-15% dari jumlah kerugian, akan menyulitkan Filipina untuk memulihkan ekonominya.

Sumber:
http://m.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/11/131114_bisnis_filipina

http://m.liputan6.com/bisnis/read/744827/dihantam-badai-haiyan-mampukah-ekonomi-filipina-bertahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar