Minggu, 30 Desember 2012

Posting 4. Ekonomi Koperasi


Review
SUMBERDAYA MANUSIA PEMIMPIN KOPERASI
Oleh
Siti Rahayu Binarsih S.
Manajemen Bisnis Syariah, No: 01/Th.II/Januari 2008
C.      Ciri-ciri Perbuatan dan Pemikiran Orang-orang dengan Motif Berprestasi, Afiliasi dan Kekuasaan
                Motif seseorang dapat terungkap melalui 2 (dua) cara yaitu pola pemikiran dan melalui tingkah laku perbuatan-perbuatannya.
1.       Motivasi Prestasi (K.Pre)
(N.Ach=Need For Archievement)
Seseorang dianggap mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi, apabila ia mempunyai keinginan untuk breprestasi lebih baik atau apabila ia beranggapan bahwa berprestasi lebih baik itu adalah hal yang sangat penting. Adanya Motivasi yang kuat untuk berprestasi ini dapat dilihat dari:
a)      Pola Perbuatan
1)      Mengambil  tanggung jawab secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya.
2)      Menentukan sendiri standar prestasinya dan berpatokan pada standar tersebut.
3)      Mengambil resiko-resiko yang wajar, artinya tidak akan melakukan hal-hal yang dianggap terlalu mudah akan terlalu sulit.
4)      Mencoba mendapatkan umpan balik atas perbuatan-perbuatannya.
5)      Berusaha melakukan segala sesuatu secara kreatif dan innovative.
b)      Pola pemikiran
Memikirkan bagaimana cara:
1)      Mengungguli atau melebihi orang lain.
2)      Memenuhi atau melebihi standar prestasi yang ditentukan sendiri.
3)      Melakukan sesuatu yang khas.
4)      Mencapai karir diri.
2.       Motivasi Afiliasi (K.Af)
(N.Af=Need for A Affiliation)
Motivas afiliasi ditujukan adanya bila seseorang ingin berada bersama orang lain dan ingin menikmati persahabatan. Saling bersahabat dapat ditujukan oleh:
a)      Pola Perbuatan
1)      Lebih suka berada bersama dengan orang lain dari pada sendirian.
2)      Sering bergaul dengan orang lain, sering berbicara di telepon.
3)      Lebih mementingkan aspek-aspek yang menyangkut tugas-tugas dalam pekerjaannya.
4)      Berusaha mendapatkan persetujuan orang lain.
5)      Melaksanakan tugas-tugas secara lebih efektif bila bekerja dengan orang-orang lain dalam suasana kerjasama.
b)      Pola Pemikiran
Memikirkan tentang:
1)      Keinginan untuk mengadakan, memperbaiki atau memelihara hubungan yang erat, hangat dan bersahabat dengan orang lain.
2)      Perasaan risau bila menghadapi perpisahan dengan orang lain.
3)      Keinginan untuk berpartisipasi atau mementingkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bersahabat dan bersukaria, seperti dalam reuni suatu perkumpulan.

3.       Motivasi Kekuasaan (K.Kua)
(N.Po=NeedforPower)
Motivasi kekuasaan ditujukan adanya, bila seseorang mempunyai pengaruh atas orang lain. Keinginan untuk mempunyai pengaruh dapat ditandai oleh:
a.       Pola Perbuatan
1)      Aktif dalam menjalankan kebijaksanaan sesuatu organisasi dimana ia menjadi anggota.
2)      Peka terhadap struktur pengaruh interpersonal dari sesuatu kelompok atau organisasi.
3)      Mempunyai koleksi benda-benda atau memasuki organisasi-organisasi yang mempunyai prestise.
4)      Mencoba membantu orang lain sedangkan bantuan itu tidak diminta atau diinginkan oleh orang lain itu.
b.      Pola Pemikiran
1)      Perbuatan-perbuatan yang kuat, keras yang mempengaruhi orang lain.
2)      Pemberian pertolongan, bantuan, advis atau dukungan bila hal itu tersebut tidak diminta.
3)      Usaha menguasai orang lain dengan mengatur tingkah laku atau keadaan kehidupan orang lain.
4)      Perasaan-perasaan positif atau negative yang kuat pada orang lain, sebagai akibat perbuatan perbuatan yang dilakukan.
5)      Kerisauan tentang reputasi atau kedudukan seseorang.
c.       Dasar Komunikasi
1)      Segala sesuatu yang kita lakukan adalah komunikasi.
2)      Cara menyampaikan pesan selalu mempengaruhi begaimana pesan diterima.
3)      Komunikasi sebenarnya adalah pesan diterima bukan yang diharapkan untuk diterima.
4)      Cara memulai memberikan pesan menentukan hasil komunikasi.
5)      Komunikasi merupakan jalan dua arah, kita harus member tidak harus selalu menerima.
6)      Komunikasi adalah tarian.
d.      Gagal Komunikasi
Gagal komunikasi menyebabkan:
1)      Kehilangan niat baik.
2)      Frustasi, permusuhan.
3)      Menurunkan citra.
4)      Produktifitas berkurang.
5)      Antusiasme berkurang.
6)      Percaya diri berkurang.
7)      Kesalahan, tidak efektif.
8)      Harga diri merosot.
9)      Kurang tidur.
10)   Kreatifitas berkurang.
              Komunikasi dipengaruhi oleh: Kepribadian, Lingkungan, Budaya, Suku, Perasaan, Ilmu Pengetahuan, Kemampuan, Wawasan, Integritas, Perilaku, Stamina, Intelegensi.
              Faktor penyebab kegagalan komunikasi: Kurangnya Pengetahuan dan Informasi, tidak mengetahui Prioritas, tidak pernah mendengarkan, tidak memahami maksud, tidak memahami kebutuhan orang lain, kehilangan kesabaran, terlalu cepat menyimpulkan, waktu terlalu singkat, suasana yang buruk, tidak mampu mencari alternative orang lain.
Kepemimpinan Koperasi dalam pengambilan keputusan, Mengendalikan Konflik, dan Membangun Tim.
1)      Peran Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan.
              Kepemimpinan seseorang sangat besar peranannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas seorang pemimpin.
              Pengambilan keputusan mencerinkan karakter bagi seorang pemimpin. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan. Pengambilan keputusan adalah merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau beresiko.
              Dengan demikian maka focus pengambilan keputusan bagi pemimpin koperasi adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin, sehingga permasalahan dapat dituntaskan.
2)      Proses Pengendalian Konflik.
              Konflik merupakan pertentangan hubungan kemanusiaan baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Proses pengendalian konflik itu bermula dari persepsi tentang konflik itu sendiri, apa komponennya dan bersumber dari mana, kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, intervensi, pemilihan strategi, implementasi dan evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik.
1.       Cara-caramengendalikan konflik.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin koperasi dalam kepemimpinannya untuk mengatasi atau mengendalikan konflik.
a)      Memberikan kesempatan kepada semua anggota koperasi untuk mengemukakan pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing-masing anggota harus dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang tersedia.
b)      Cara lain yang sering ditempuh untuk mengatasi situasi konflik ialah dengan meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain dan memberikan argumentasi kuat mengenai posisi tersebut.
c)       Kewenangan pimpinan.
Sebagai sumber kekuatan organisasi yang bertugas memimpin, mengambil keputusan, memecahkan masalah secara efektif perlu memiliki kemahiran menggunakan kekuasaan atau kewenangan yang melekat pada perannya.

e.      Membangun Team
                Peranan kepemimpinan dalam membangun team, kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas pada anggota.
                Peranan pemimpin dalam Team: memperlihatkan gaya pribadi, proaktif dalam sebagian hubungan, mengilhami kerja tim, memberikan dukungan timbal balik, membuat orang terlibat dan terikat, memudahkan orang lain melihat peluang prestasi, mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara konstruktif, mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja, mengakui prestasi anggota tim, berusaha mempertahankan komitmen, dan menempatkan nilai yang tinggi pada kerja tim.

D.     Kesimpulan
Seseorang Pemimpin dan Pengelola Koperasi: Pengurus, Pengawas dan Manager akan berhasil melaksanakan tugasnya dalam mengembangkan usaha Koperasi agar berhasil guna dan tepat guna apabila ia:
·         Mengenal kelemahan dan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri.
·         Mampu mempunyai motivasi berprestasi.
·         Mampu berkomunikasi dengan baik.
·         Mampu berperan dalam pengambilan keputusan, mengendalikan konflik dan membangun tim.

Nama: Sherly Vicky Handayani
NPM: 26211740

Posting 3. Ekonomi Koperasi


Review
SUMBERDAYA MANUSIA PEMIMPIN KOPERASI
Oleh
Siti Rahayu Binarsih S.
Manajemen Bisnis Syariah, No: 01/Th.II/Januari 2008
Abstrak
Pembahasan mengenai kepala sumber daya manusia cooperatie ini dilakukan melalui Pendekatan Analisis Gender mengingat di Indonesia Kebijakan Pembangunan Nasional, pria dan wanita yang diminta untuk berpartisipasi secara optimal.
Koperasi merupakan organisasi dengan prinsip seperti keanggotaan sukarela, penerimaan tanggung jawab keanggotaan tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras dan agama ( Prinsip ICA COOP).
Keberhasilan peningkatan koperasi akan dicapai apabila setiap pertemuan dan CONSUS didasarkan pada keadilan bagi setiap anggotanya, baik laki-laki atau perempuan, dengan demikian, menempatkan perempuan sebagai bentuk mitra sejajar laki-laki dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam koperasi. Dalam sumber daya manusia koperasi, sesuai dengan Undang-Undang Koperasi, Nomor 25 tahun 1992 kami melihat organisasi aparatusof koperasi termasuk Anggota, Administrator, Supervisor, Manajer dan Karyawan. Mengingat bahwa keberhasilan koperasi sangat tergantung pada pemilik dan manajer, pemilik, yaitu kedua anggota dan pengelola koperasi, harus memiliki dan memperkenalkan diri dan motivasi berprestasi serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Ada dua persyaratan dasar bahwa seseorang harus memenuhi ketika ia ingin membuat achevement terbaik, termasuk, Kemampuan acheiving performence yang baik dan kemauan untuk mencapai performence yang baik. Seseorang akan memiliki kemampuan di daerah jika saja dia / dia menguasai teknik PAD abd bekerja pada daerah. Kemauan untuk mencapai performence yang baik disebut mativation untuk mencapai kinerja yang baik, didefinisikan sebagai dorongan internal untuk memiliki perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan komunikasi yang baik berarti kemampuan untuk memberikan yang jelas dan tepat seperti yang akan sebagai pesan yang tepat dan menerima pesan wajib juga benar. Kerja hasil kegagalan dari kelemahan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar koperasi.

A.     Pendahuluan
Pembahasan Sumberdaya Manusia Pemimpin Koperasi disampaikan melalui pendekatan Gender analisis approach. Pembangunan menekankan kenutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dan menyatakan pentingnya wanita menjadi mitra sejajar dengan pria dalam keseluruhan proses dan bidang pembangunan. Koperasi adalah organisasi yang mempunyai prinsip keanggotaannya bersifat sukarela, bersedia menerima tanggunga jawab keanggotaan dan tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang social ras politik dan agama (ICA-COOP PRINCIPLE).
Pembahasan sumber daya manusia pemimpin koperasi sangat menarik karena diyakini bahwasanya manusia merupakan unsure terpenting dalam seluruh proses administrasi dan manajemen Koperasi.
Karena sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya dari empat sumber daya produksi. Faktor produksi adalah man, money, material, dan machine.
Mengingat keberhasilan koperasi sangat tergantung kepada pemilik dan pengelola maka pemilik maupun pengelola Koperasi harus mempunyai atau memiliki dan mengenal diri sendiri dan motivasi berprestasi serta mampu berkomunikasi dengan baik.

B.      Pengenalan Diri Sendiri
Apabila suatu kegiatan usaha selalu diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, maka bekerja dan berusaha adalah sesuatu yang sangat lumrah, karena tidak ada seorangpun diantara kita yang sanggup mencapai sesuatu tanpa usaha.
Ada 2 (dua) persyaratan pokok yang harus dipenuhi oleh seseorang apabila ingin berprestasi sebaik mungkin yaitu memiliki:
1.       “Kemampuan untuk Berprestasi”.
Kemampuan dalam satu bidang hanya bisa dimiliki oleh seseorang apabila ia menguasai cara, prosedur dan teknik pengerjaan bidang yang ditekuninya.
2.       “Kemauan untuk Berprestasi”.
Kemampuan untuk berprestasi sering juga disebut sebagai motivasi untuk berprestasi, yaitu dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai tujuan tertentu. Motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.       Pengaruh Lingkungan
Pada umumnya ini menyangkut masalah dan prasarana kelancaran usaha.
b.      Pengaruh Lingkungan Sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan social disini adalah yang mempunyai kaitan langsung dengan proses sosialisasi dibidang usaha. Apabila lingkungan social menunjang dan cukup memberi penghargaan terhadap aktifitas yang dijalankan oleh para Pengusaha maka motivasi kerja mereka dibantu untuk lebih ditinggikan.

c.       Motif (Kebutuhan) Pribadi.
David C.Mc Clelland dan kawan-kawan dari Harvard University di Amerika Serikat menemukan suatu cara untuk mengukur pola pemikiran dan perbuatan seseorang dan dengan demikian mampu mengukur taraf motivasi. Ia memusatkan perhatian pada tiga motif, yaitu: prestasi, afiliasi dan kekuasaan, karena ketiga motif tersebut merupakan unsure penting yang ikut menentukan prestasi pribadi dalam berbagai situasi kerja dan cara hidup.

Nama: Sherly Vicky Handayani
NPM: 26211740


Sabtu, 29 Desember 2012

Posting 2. Ekonomi Koperasi


Review 2
PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM MEMANFAATKAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Oleh
Idham Bustamam
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK
Metode Penelitian
1.       Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terpilih 4 sampel propinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Lampung. Terpilihnya 4 propinsi tersebut berdasarkan pertimbangan antara lain dilihat dari beragamnya usaha industry rumah tangga yang merupakan mata pencaharian bagi pebisnis kecil, dana dan tenaga kerja yang tersedia.
Karakteristik produk dari keempat sampel antara lain, Propinsi Kalimantan Selatan yang terkenal dengan produksi Mandau (golok), tikar lampit rotan, kipas rotan, dan lainnya. Kalimantan Tengah terkenal akan hasil anyaman tikar dari rotan yang disebut tikar lampit dan kursi rotan. Kalimantan Timur cukup terkenal dengan sarung Samarinda, tas, dan sarung pensil manik. Sedangkan Lampung terkenal dengan pembuatan kopi, keripik singkong, keripik pisang, dan lainnya.
Dengan memadukan beberapa propinsi yang mempunyai penghasilan beragam, tentunya akan muncul pula pendapat responden tentang minta memanfaatkan Hak kekayaan Intelektual.
2.       Populasi Penelitian
Dari empat propinsi yang diteliti maka data-data diambil sebagai berikut : setiap propinsi 3 kabupaten/kota berarti daerah survey 12 kabupaten/kota. setiap kabupaten/kota diambil datanya 5 koperasi dan 5 usaha kecil dan menengah. Koperasi yang disurvei berjumlah 60 koperasi, dan 60 usaha kecil dan menengah. Jumlah data terkumpul yang diperoleh 120 koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Data-data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengetahui minat dari pada pembisnis
dalam memanfaatkan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
3.       Penarikan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik:
a.       Field Work Research
Penelitian langsung ke lapangan tempat obyeknya (observasi). Dengan cara interview sekaligus mengisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Pada umumnya, dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses Tanya jawab dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar dan lancar.
b.      Library Search
Pengamatan deskriptif diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai permasalahan yang berhubungan dengan materi penelitian. Teknik tersebut sangat banyak manfaatnya, memberikan keterpaduan antara teori dengan praktek lapangan.
Pembahasan
1. Karakteristik Pengusaha
1). Persepsi Dan Pemanfataan HaKI
Dari hasil survei lapangan diketahui bahwa 100,00% responden menyatakan pernah mendengar tentang HaKI.
Penyuluhan yang telah diperoleh yaitu, dari instansi terkait (pembina) hanya 18,75%, melalui media massa 5,00%, dan melalui pengusaha 76,25%. Pemahaman tentang HaKI, dari responden
yang mengatakan mamahami 30,00%, dan yang tidak paham HaKI 70,00%. Guna kemajuan usaha telah pula diperoleh informasi yang jelas, bahwa responden mengatakan tanpa HaKI perusahaan tetap jalan 75,00%, dan yang mengatakan terhambat jalannya 25,00%
(tabel 1).

Dari data-data yang telah diperoleh bahwa penyuluhan-penyuluhan tentang arti dan pentingnya HaKI perlu ditingkatkan secara kontinu dari pemerintah.

2). Minat Mendapatkan HaKI
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang mengatakan berminat mendapatkan HaKI sebesar 2,25%, kurang minat 52,50%, dan tidak berminat akan HaKI sebesar 45,25%. Kalau mendapatkan HaKI dalam bentuk paten sebesar 52,50%, dan bentuk merek 47,50% (tabel 2).

Para pengusaha mengatakan bahwa belum sepenuhnya tahu mengurus administrasi HaKI. Disamping itu modal usaha yang dimiliki masih relatif kecil dengan teknologi sederhana.
3). Pemilikan HaKI Dan Produk Usaha
Hasil survei mengatakan bahwa apabila memperoleh HaKI  dipergunakan untuk usaha sendiri sebesar 100,00%. Sedangkan produk yang akan didaftarkan adalah hasil temuan sendiri 82,50%. Produk mendapatkan HaKI adalah produk yang tidak memiliki saingan 77,50%, (tabel 3). Pengusaha sebagai responden, usaha yang dikelola umumnya usaha turun temurun dan telah ditekuni berpuluh-puluh tahun.

4). Penyuluhan dan Biaya Mendapatkan Informasi
Sebagian responden HaKI mendapat hambatan dalam mencari informasinya namun responden tetap menunggu penyuluhan dari pemerintah, instansi terkait. Hasil survei menggambarkan bahwa tidak ada biaya bila mencari sendiri sebesar 40%. Dapat dirinci sebagai berikut: Kaltim
30,00%, Kalsel 35,00%, Kalteng 45,00%, dan Lampung 50,00%. Apabila mencari dan mendengar dari orang lain maka responden merasa kurang yakin kebenarannya, rata-rata jawaban responden 35,00%. Dapat dirinci sebagai berikut: Kalsel 25,00%, Kalteng 30,00%, Kaltim 45,00%, dan Lampung 40,00%.  Menunggu penyuluhan dari pemerintah, instansi terkait yang berwenang memberikan penyuluhan lebih menguntungkan menurut responden, rata-rata 33,75%. Adapun rinciannya sebagai berikut: Kalsel 45,00%, Kalteng 30,00%, Kaltim 20,00%, dan
Lampung 40,00%.
Menunggu penyuluhan dari pemerintah, instansi terkait, selain jelas penyuluhan diperoleh, dan juga kemudahan pemanfaatannya, rata-rata responden memberikan pendapatnya sebesar 55,00%. Adapun rinciannya sebagai berikut: Kalsel 75,00%, Kalteng 35,00%, Kaltim 50,00%, dan Lampung 60,00%,
(tabel 4).

5). Biaya Pengurusan HaKI
Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengurus HaKI  cukup besar, dan beragam untuk tiap daerah. Dari daftar pertanyaan yang disampaikan, seluruhnya menjawab, ya
(100,00%). Untuk administrasi dijawab rata-rata 57,25%, untuk pendaftaran rata-rata 30,50%, biaya lain-lain di jawab 52,50% (tabel 5). Kalau dirinci propinsi sampel bahwa memang ada biaya dikeluarkan, dapat disampaikan jawaban sebagai berikut: Biaya administrasi daerah responden Kalsel 50,00%, Kalteng 72,00%, Kaltim 32,00% dan Lampung 75,00%. Biaya pendaftaran Kalsel 50,00%, Kalteng 23,00%, Kaltim 24,00%, dan Lampung 25,00%. Biaya lain-lain Kalsel 75,00%, Kalteng 55,00%, Kaltim 50,00%, dan Lampung 30,00%.

Dari hasil Pengamatan lapangan, ada indikasi tentang  keengganan pengusaha untuk mengeluarkan biaya pengurusan HaKI. Apabila modal kerja dikeluarkan bukan untuk membiayai
usaha perusahaan, dikhawatirkan kegiatan usaha akan terganggu. 
6). Keuntungan Memiliki HaKI
Dari jawaban responden diketahui bahwa 42,00% menyatakan bahwa pemilikan HaKI memberikan keuntungan. Kalau dijabarkan secara rinci per propinsi adalah sebagai berikut: Memberikan keuntungan, Kalsel 60,00%, Kalteng 40,00%, Kaltim 40,00% dan Lampung 30,00%. Tidak memberikan keuntungan, Kalsel 40,00%, Kalteng 60,00%, Kaltim 60,00%, dan Lampung
70,00%.
Keuntungan produksi mendapatkan jaminan rata-rata 48,25%, nilai komersilnya naik menjawab 29,25%, mendapatkan kepuasan moral 3,75%, dan dapat dijual belikan menjawab 18,75%
(tabel 6).


2. Faktor Mempengaruhi Mendapatkan HaKI
1). Permohonan Dan Biaya HaKI
Persyaratan pengajuan permohonan untuk mendapatkan  HaKI telah ditetapkan oleh Departemen Hukum Dan HAM Cq. Direktorat Jenderal HaKI. Baik untuk permohonan Paten maupun Merek.
Permohonan administrasi sebagai berikut:
- Pemohon langsung mengajukan permohonan kepada Dirjen
HaKI di Jakarta.
- Mengoreksi salah atau benar permohonan oleh Ditjen HaKI
melalui Tim.
- Permohonan ditolak Ditjen HaKI, untuk perbaikan cukup
memakan waktu.
- Pembayaran biaya permohonan, rekening nomor 311928974
BRI Cabang Tangerang atas nama Direktorat Jenderal HaKI.
- Kantor Wilayah (Daerah) atau pejabat yang ditunjuk,
membubuhkan tanda tangan dan stempel pada permohonan
diterima.
(1). Biaya Paten antara lain terdiri dari :
- Biaya permohonan paten
- Biaya pemeriksaan substansi paten
- Penulisan deskripsi, abstrak, gambar
- Biaya lain-lain

(2). Biaya Merek antara lain terdiri dari :
- Biaya permohonan merek
- Biaya perpanjangan merek
- Biaya pencatatan pengalihan hak merek
- Biaya lain-lain
2). Usaha Koperasi dan Usaha Kecil
Responden yang diwawancarai kebanyakan usaha bergerak  dalam lingkungan industri kerajinan rakyat (industri alat rumah tangga). Kegiatan usaha mempekerjakan keluarga, tetangga dan penduduk sekitar tempat usaha. Pengembangan usaha relative lamban, karena modal kecil, usaha turun temurun, kadangkadang produksi berdasarkan pesanan. Bagi koperasi, jenis usaha ditekuni umumnya unit toko dan unit simpan pinjam yang kebanyakan melayani anggotanya. Ada jenis usaha lain yang didirikan koperasi, tapi belum banyak berkembang, oleh karena itu untuk membiayai usaha tersebut diambilkan dananya dari usaha yang telah maju.
Bagi usaha koperasi pengambilan keputusannya berbeda sekali dengan keputusan diambil usaha kecil termasuk usaha menengah. Keputusan yang diambil koperasi berdasarkan kehendak para anggota, disalurkan melalui rapat anggota. Pengurus koperasi tidak mempunyai wewenang dalam menentukan kegiatan baru, lebih-lebih kegiatan tersebut memerlukan biaya-biaya. 
Bila pengurus ingin untuk mendapatkan HaKI, maka pengurus koperasi harus mendapatkan persetujuan dari anggota dengan rencana kerja yang disahkan. Koperasi milik anggota dengan semboyan “dari, oleh, untuk” anggota. Rencana kerja yang telah disahkan melalui rapat, sangat penting bagi organisasi koperasi untuk mengetahui hasil kerja pengurus dalam satu tahun
buku. Didalam neraca tahunan terlihat apakah suatu koperasi rugi atau untung. Karena lambatnya keputusan yang diambil harus melalui rapat anggota, bila ada peluang usaha yang harus diputuskan waktu itu juga, tidak dapat diputuskan. Akibatnya koperasi tidak dapat mengambil peluang usaha. Beberapa orang pengurus dan manager yang ditunjuk mengelola usaha koperasi, bukan membuat keputusan tetapi menjalankan keputusan yang telah ada berdasarkan hasil rapat anggota. Pengurus mempertanggung jawabkan hasil kerjanya selama tahun buku kepada rapat anggota, sedangkan manager mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada pengurus, karena manager diangkat pengurus dalam surat keputusan dengan masa jabatan telah ditetapkan. Pekerjaan yang ada di koperasi, baik administrasi organisasi, administrasi usaha dipertanggung jawabkan pengurus pada akhir tahun buku dalam rapat anggota tahunan (RAT).
3). Kiat-Kiat Peningkatan Pemanfaatan HaKI
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) sudah  seharusnya dapat meningkatkan pemanfaatan penggunana HaKI oleh koperasi, usaha kecil dan menengah. Memberikan peran yang luas pada Kanwil Hukum Dan HAM didaerah (dinas didaerah) antara lain :
(1). Pemberian penyuluhan bersama dinas terkait secara kontinu.

(2). Permohonan yang disampaikan koperasi, usaha kecil dan  menengah melalui Kanwil Hukum Dan HAM di daerah (dinas daerah), segera dikirim kepada Direktorat Jenderal HaKI di Jakarta, untuk disahkan.

(3). Bagi daerah pemohon yang tinggal dipedesaaan jauh dari Jakarta (luar Jawa), administrasi pemohon dijamin tidak mengalami kekeliruan.

(4). Biaya permohonan, biaya lain-lain, besar biayanya ditinjau
kembali.

KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Dari hasil survey lapangan dapat disimpulkan bahwa:
1). Rata-rata responden pernah mendengar HaKI (100,00%), tetapi  belum mengerti arti dan pentingnya, serta prosedur pengajuan administrasi.
2). Rata-rata responden mengatakan tanpa HaKI perusahaan tetap jalan (75,00%). Usaha dikelola kecil-kecil dan diantaranya ada usaha yang turun-temurun
3). Rata-rata responden mengatakan kurang berminat memiliki HaKI (52,50%), dan tidak berminat (45,25%). Ini disebabkan biaya dikeluarkan akan mengganggu kelancaran usaha.
4). Hasil jajak pendapat dilapangan (survei responden) mengatakan, menunggu penyuluhan tentang HaKI dari pemerintah dan instansi terkait.
2.      Saran-saran
1). Penyuluhan HaKI didaerah-daerah terus ditingkatkan, agar  koperasi, usaha kecil dan menengah mengetahui arti dan pentingnya HaKI.
2). Biaya permohonan, biaya administrasi, dan biaya lain-lain agar ditinjau kembali, termasuk syarat pembayaran. Pembayaran oleh pemohon setelah permohonan diterima, yang disyahkan Direktorat Jenderal HaKI Jakarta.

Nama : Sherly Vicky Handayani
NPM  : 26211740