Banyak di antara pelajar yang memang benar-benar ingin maju, belajar dengan
tekun dan giat untuk meraih hasil yang maksimal saat unas berlangsung. Namun
tidak sedikit juga yang menempuh cara instan yaitu dengan membeli soal maupun
kunci jawaban hanya untuk sekedar bisa lulus. Selain itu juga ada di antara
pelajar yang menempuh jalur yang salah, yakni mencontek saat ujian. Ini
merupakan sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan bagi pendidikan Indonesia,
selain memang ada oknum pengawas yang membiarkan peserta ujian untuk mencontek.
Mental kalah sebelum berperang telah meracuni anak-anak generasi bangsa,
selain itu juga ingin semua serba instan telah meluas hingga kalangan dewasa.
Hal ini sungguh bertolak belakang dengan semangat pelajar Indonesia jaman
dahulu. Entah apa yang salah sehingga anak-anak muda Indonesia menjadi sangat
malas untuk berusaha mendapatkan apa yang diinginkan.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,
antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan
mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Globalisasi juga
merupakan sebuah proses menuju system kehidupan yang lebih global dan
terbuka luas dalam berbagai aspek kehidupan.
Remaja yaitu diartikan sebagai usia muda atau mulai dewasa.
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, dimana pada fase ini mereka
belajar untuk memahami dan menerima keadaan dan kenyataan yang ada dalam
dirinya dan orang lain, juga termasuk lingkungan sosial yang membentuknya.
Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini,
memunculkan berbagai isu untuk terus diikuti perkembangannya, juga sebagai
bahan pembicaraan yang tidak kalah menarik. Di jaman Era globalisasi ini kita
sebagai remaja dituntut untuk mejadi seorang remaja yang tidak “Gaptek”
(Ketinggalan Jaman) dengan adanya peran media di jaman sekarang ini yaitu
seperti (televisi, radio, majalah, HP, dan internet) telah mempengaruhi
perilaku moralitas remaja.
Pengaruh globalisasi terhadap remaja itu begitu kuat. Pengaruh
globalisasi tersebut telah membuat banyak remaja kehilangan kepribadian diri
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari- hari remaja sekarang. Dari cara berpakaian banyak
remaja - remaja kita yang berdandan seperti selebritis. Mereka menggunakan
pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan yang cenderung Negara Barat atau Luar Negeri.
Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna,
mengikuti trend gaya rambut ala-ala jaman sekarang seperti di skin, mohak, di
gimbal, memasang hair extention (rambut sambungan). dan model-model lainnya
seperti penyanyi girl band atau boy band dari luar negeri. Mereka melakukan itu
semua demi mengikuti trend masa kini dan mengikuti gaya atau penampilan idola
mereka (artis) yang mereka lihat banyak di media . Selain itu juga kebanyak
para remaja sekarang yang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara
menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa
kita dengan berpenampilan yang sopan. Dan di dunia remaja akhir-akhir ini juga
banyak di beritakan oleh fenomena dan masalah-masalah yang terjadi pada
remaja jaman sekarang ini yang menjadi kabar buruk dan tidak baik untuk di
contoh, dan dilakukan.
yaitu seperti banyaknya tawuran pelajar, kebiasaan bolos sekolah,
suka terhadap minuman keras, Kecanduan merokok, dan tidak jarang remaja jaman
sekarang yang menggunakan Narkoba. Penyimpangan perilaku menjadi ukuran atas kurangnya moral dan akhlak diri.
Selain itu, Teknologi internet juga merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari, seperti update di situs jejaring sosial. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan siswa/siswa yang menggunakan internet itu tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak
kenal sopan santun dan bahkan cuek dan tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga
mereka bertindak sesuka hati mereka.
Dampak Globalisasi Bagi Remaja (Gaya hidup, Moralitas)
A. Dampak Positif
- Kemajuan teknologi
berkembang dengan pesat (internet: memudahkan akses informasi dan komunikasi;
ajang silaturahmi dan eksistensi remaja lewat situs jejaring sosial (dengan
adanya facebook, twitter); bisnis online, dll.
- mempercepat pertumbuhan perkembangan remaja (memiliki rasa ingin tahu yang tinggi).
- mempercepat pertumbuhan perkembangan remaja (memiliki rasa ingin tahu yang tinggi).
B. Dampak Negatif
- Tercerabutnya akar budaya,
remaja kini merasa malu dengan budaya sendiri dan merasa bangga dengan budaya
asing. Dengan adanya berbagai media yang sering diakses oleh para remaja,
membuat mereka ingin seperti yang mereka idolakan (proses tersebut perlahan
telah mengubah gaya hidup remaja). Di satu sisi hal ini berdampak positif
karena memacu perubahan, namun di lain sisi telah mengantarkan mereka pada
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma pada masyarakat tertentu
(misalnya: pacaran yang berlebihan, dugem, hedonis, konsumtif, dll.)
- Dengan adanya kemajuan
teknologi (internet), membuat remaja menjadi pemalas (membuang waktu percuma di
hadapan komputer hanya untuk chatting, atau facebook-an), hal tersebut bisa
membuat perkembangan sosialisasi (khususnya remaja) tidak baik, enggan
berkomunikasi langsung dengan orang lain, akan menimbulkan keegoisan dan
individualis (tidak mau bekerja sama dengan orang lain), dll.
- Hilangnya identitas diri (para remaja dihadapkan pada proses mengikuti dan meniru trend asing terus-menerus, misalnya pop Korea yang sedang menjadi kiblat para remaja kini. Mereka merubah penampilan (model rambut, mode pakaian), gaya hidup, dan lebih mudah menerima budaya bangsa lain dibanding melestarikan budaya sendiri, hal ini dapat melahirkan budaya campuran sebagai akibat dari adanya globalisasi.
Dari munculnya berbagai dampak globalisasi (peran media) terhadap perilaku moralitas remaja yang sangat kurang itu, diperlukan perhatian dan pengawasan dari berbagai pihak, agar dalam proses perkembangan berikutnya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan, baik bagi remaja sendiri maupun bagi kelangsungan bangsa ini. Perlu dilakukan hal-hal berikut:
- Hilangnya identitas diri (para remaja dihadapkan pada proses mengikuti dan meniru trend asing terus-menerus, misalnya pop Korea yang sedang menjadi kiblat para remaja kini. Mereka merubah penampilan (model rambut, mode pakaian), gaya hidup, dan lebih mudah menerima budaya bangsa lain dibanding melestarikan budaya sendiri, hal ini dapat melahirkan budaya campuran sebagai akibat dari adanya globalisasi.
Dari munculnya berbagai dampak globalisasi (peran media) terhadap perilaku moralitas remaja yang sangat kurang itu, diperlukan perhatian dan pengawasan dari berbagai pihak, agar dalam proses perkembangan berikutnya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan, baik bagi remaja sendiri maupun bagi kelangsungan bangsa ini. Perlu dilakukan hal-hal berikut:
• Adanya kontrol sosial dari orang tua, dan
masyarakat sekitar, juga dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang
melibatkan remaja;
• Perhatian dan pengawasan dari orang tua terhadap remaja harus lebih besar dan lebih dekat terhadap mereka, agar mereka lebih terbuka dan mudah diarahkan;
• Komunikasi yang baik antara orang tua, dan remaja; serta
• Perkembangan tentang globalisasi dan informasi harus terus diikuti oleh orang tua .
• Perhatian dan pengawasan dari orang tua terhadap remaja harus lebih besar dan lebih dekat terhadap mereka, agar mereka lebih terbuka dan mudah diarahkan;
• Komunikasi yang baik antara orang tua, dan remaja; serta
• Perkembangan tentang globalisasi dan informasi harus terus diikuti oleh orang tua .
Semua hal ini mengakibatkan remaja sekarang sering meniru gaya
orang luar negeri. Mereka beranggapan biasa dan menjadi lebih menarik jika
melakukan hal itu. Padahal semua itu salah besar. Mereka tidak menyadari akan
dampak yang kan mereka terima jika mereka sampai salah jalan. Apalagi mereka
yang mulai memasuki dunia remaja dimana merekasedang mencari jati diri.
Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada kenyataannya merupakan suatu periode yang rentan munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Maka kita sebagai remaja harus bisa membedakan mana kegiatan positif dan negative agar kita bisa mendapat manfaat yang bisa menunjang masa depan. Jaman era globalisasi sekarang ini banyak sekali hal yang menarik, sesuatu yang masih baru, maka kita pun harus bisa memilih yang terbaik, jangan sampai terpengaruh hal negative. Apabila sudah ada yang terjerumus kedalam hal negative cepatlah sadar diri karena masih banyak kesempatan untuk merubah masa depan. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Pelajar yang merupakan aset bangsa dalam mewujudkan
cita-cita bangsa serta membela tanah air memang selayaknya bertindak sesuai
aturan dan norma yang ada. Selain belajar dan menuntut ilmu, pelajar yang
normal seharusnya menjungjung tingkat nasionalisme serta memiliki akhlak yang
baik. Jika sudah mempunyai poin-poin tersebut, bangsa kita akan terbebas dari
hal-hal yang negative seperti tindakan kekerasan bahkan tindakan asusila.
Belakangan ini Indonesia dikejutkan dengan kelakuan
para pelajar yang sudah bertindak diluar batas normal. Bukan hanya melakukan
tawuran yang memang sangat merugikan semua pihak, melainkan video porno yang
sudah beredar hampir keseluruh tanah air dengan adegan yang menurut dunia
pendidikan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar apalagi didepan
umum. Ironisnya, pelajar-pelajar yang melakukan aksi melakukan tersebut sama
sekali tidak merasa keberatan merekam tindakan asusilanya tersebut dan bahkan
menjadikan aksi tersebut sebagai lelucon dan gurauan. Bagaimana hal tersebut bisa
terjadi sedangkan yang seharusnya mereka lakukan adalah belajar serta menuntut
ilmu demi masa depan mereka dan kemajuan bangsa.
Pemerintah yang menanggapi permasalahan tersebut
melihat adanya aspek pengawasan yang rendah dari orang tua pelajar-pelajar tersebut
serta rendahnya pengawasan dari aparat setempat jika ditinjau mengenai kasus
tawuran antarpelajar bahkan antarmahasiswa. Bimbingan yang kuat serta
pengawasan dari pendidik juga sangat diperlukan, apalagi motif yang mendasar
adanya tindak kekerasan atarpelajar tersebut adalah persaingan antar sekolah
serta dendam pribadi dari salah satu pelajar yang menjadi provokator. Tindakan
kekerasan dan asusila yang mewabah kepada pelajar jaman sekarang harus disikapi
dengan bijaksana agar adanya penyelesaian yang efesien. Diperlukan pengawasan
yang lebih dari orang tua dan pendidik sekarang ini agar pelajar yang bersikap
diluar batas bias diarahkan menjadi lebih baik. Jika tidak ada tindakan yang
tegas, tawuran dan tindak asusila akan merajalela serta nilai-nilai bangsa akan
hilang begitu saja.
Pegawasan yang ketat memang merupakan kunci utama yang
harus dilakukan orang tua dan guru-guru sekarang ini. Karena lingkup termudah
yang turut andil dalam pencegahan tidak kekerasan dan asusila terhadap pelajar
adalah dimulai dari keluarga dan lingkungan sekolah. Pemerintah pun harus tetap
berupaya dalam penuntasan kasus-kasus tersebut melalui aparat setempat dan
system keamanan yang berlaku diseluruh wilayah tanah air. Pelajar Indonesia
harus diarahkan kepada segala hal yang positif karena merekalah yang menjadi
generasi penerus bangsa. Menjadi siswa-siswi yang berprestasi dan membanggakan
haruslah menjadi target mereka. Dengan demikian, peran orang tua serta
pemerintah dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas tidak akan sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar